13 September, 2010

NYATA ATAU MAYA



Gampang memang kalimat itu di ucap, namun bilaku boleh mengartikannya, " sahabatku ini sudah menjadi salah satu korban terimbasnya kecanggihan teknologi khususnya di Internet yang belum mampu membentengi diri dan menanggungnya." Maf teman bilaku berpendapat seperti.
Bagiku dunia nyata dan dunia maya adalah sama. sama-sama dunia, sama-sama tinggal di dunia, dan sama-sama pula di ciptakan oleh Tuhan. Di dunia nyata maupun dunia maya kita sama-sama berinteraksi, saling berkomunikasi, bercanda, malah menemukan pasangan hidup, bedanya kita tidak saling bersentuhan karena media-nya lah yang berbeda.

Wahai sahabatku, saudara-saudariku..
Ketika kita ingin menjadi sahabatnya, ketika kita telah menjadi saudara/i-nya bahkan pasangannya, apakah jalinan pertemanan, persaudaraan, dan perjodohan itu hanya terjadi di dunia maya saja? Apakah tidak terpikir bahwa suatu hari nanti kita akan di pertemukanNYA? Karena kita Hidup!

Ada cerita dari seorang sahabatku : Dia tak begitu perduli dengan perasan para"freindlist" di akun salah satu jejaring sosial miliknya. Dia berkomentar sesuka hatinya tanpa memikirkan komentarnya tersebut bisa menyakiti temannya atau tidak, karena dia hanya menganggap bahwa dunia maya adalah sebuah hiburan/permainan.
Pada suatu hari di perusahaannya terjadi pergantian kepala cabang, dan yang lebih tak disangkanya adalah KaCab barunya adalah salah satu freindlist-nya di dunia maya yang pernah dia perlakukan tidak sopan. Betapa malunya dia atas perbuatan masa bodoh-nya tersebut akibatnya, sampai tulisan ini di buat dia sudah tak bekerja di perusahaan yang telah memberikan kesuksesan dirinya tersebut, dia telah di PHK oleh atasan barunya dan mengalami kesulitan masuk ke perusahaan lain karena rekomendasi mantan atasan barunya ke perusahaan lain di sebabkan etika yang buruk. Sedih mendengarnya.

Ada lagi : Teman laki-lakiku tidak jadi menikah dengan tunangannya karena dia tidak sadar atau tidak mngetahuibahwa salah satu freindlist-nya adalah calon ibu mertuanya. Di dunia maya dia asik menggoda para teman wanita-nya, merayu mereka karena dia menganggap "cuma di dunia maya kok", belakangan keluarga perempuan tidak menerima pihak laki-laki karena si calon ibu mertua telah mngetest calon menantu melalui dunia maya.

Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian merugikan yang ditimbulkan oleh dunia maya dalam kehidupan nyata, perselilngkuhan, perceraian, pelecehan, fitnah, prostitusi dikarenakan kita selalu menyepelekan dunia maya atau hanya menganggap dunia maya hanyalah hiburan semata. Sehingga kita lalai bahkan mengabaikan bahwa di dunia mayapun kita perlu berperilaku santun, baik dalam berkomentar, menulis surat, dan nge-chat (obrolan). Menurutku jangan pernah menganggap dunia maya adalah "SEKEDAR DUNIA MAYA" atau "HIBURAN ATAU PERMAINAN". Apakah AKHLAK kita sudah sangat rusak sehingga semudah itu kita mengucapkan kata-kata itu seperti orang yang tak bermoral lagi.

Menurutku memasuki dunia maya sama halnya dengan memasuki sebuah kampung/daerah asing. Dimana kita harus berperilaku santun, menghormati orang-orang yang berada di "kampung/daerah" tersebut.

Wahai sahabat, saudara/i-ku, dimanapun kita berada, di dunia nyata ataupun di dunia maya, ayo, mari kita jaga akhlak kita, hargai dan hormatilah diri kita terlebih dulu dan setiap orang yang disana. Sadarkan diri untuk menjaga hak-hak orang yang ada disana (dunia nyata & maya).

Berimajinasilah, bahwa segala perbuatan kita di dunia di catat ALLAH. Sebagai seorang apa, tergantung kita , kemudian kita akan menghadap ALLAH pada hari kiamat. Maka, setiap kita melihat buku rapor, pstilah kita tahu dan mendapatkan diri kita sebagai siapa, pendustakah, pefitnahkah, penggodakah, dll.
Kita hanya berlindung kepada ALLAH, sebab itu berbahagialah orang-orang yang masih memiliki hati yang hidup.
Selalulah berusaha berbuat baik dalam perkataan maupun perbuatan. Pikirkanlah sejauh mungkin perkataan yang ingin kita sampaikan, apakah tidak menyakiti pihak manapun.

Akupun masih belajar untuk menjadi seorang muslimah yang berbudi pekerti. Aku masih butuh sahabat, saudara/i- untuk mengajariku.
Sahabat, saudara/i-ku, kritiklah aku bila opiniku salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar